Platform ini telah membuat banyak kerugian, Berikut beberapa kejanggalan besar platform redford.
Sejak September 2022 lalu, pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyatakan entitas trading kripto Redford sebagai platform ilegal karena tidak mengantongi izin resmi untuk melakukan berbagai aktivitas investasi.
Skandal ini semakin menguat setelah pihak Redford ingin membuktikan kepada membernya jika layanan yang mereka miliki dapat dipercaya. Salah satunya dengan mengadakan acara grand launching di hotel Ritz Carlton, Jakarta.
Walaupun OJK juga menyatakan jika Redford telah diberhentikan kegiatan usahanya oleh Satgas Waspada Investasi (SWI). Hal ini sontak menimbulkan polemik bagi banyak membernya, khususnya yang tergabung dalam kanal grup Telegram.
Skandal ini tentunya menjadi salah satu dari banyak hal yang pernah dilakukan oleh Redford kepada para penggunanya. Dan dari skandal-skandal ini sudah cukup menjadi bukti nyata bagi WikiBit untuk menilai Redford sebagai platform yang tidak aman.
Jadi, para calon pengguna ataupun para membernya dapat segera menghindari investasi ini jika tidak ingin mengalami kerugian yang lebih jauh. Beberapa skandal yang juga sebelumnya pernah dilakukan oleh Redford untuk menarik minat kepada para penggunanya, antara lain adalah:
Menggunakan Bahan Marketing yang Palsu
Salah satu skandal terbesar yang pernah dilakukan oleh Redford ini terjadi ketika mulai banyaknya Key Opinion Consumer (KOC) yang mulai vokal dengan bentuk scam yang dilakukan oleh platform tersebut.
Tentu hal tersebut menimbulkan banyak keraguan pada para membernya khususnya yang telah tergabung dengan berbagai kanal Telegram Redford.
Sayangnya, dalam rangka mengurangi keresahan member akan kabar scam yang beredar, Redford justru menerbitkan banner marketing palsu yang disebarkan ke tiap grup Telegram member.
Pada banner tersebut, Redford menggunakan foto dua KOC dari pakar keuangan seperti Roy Shakti dan Tjandra Tedja yang terkenal vokal untuk melawan segala bentuk scam dalam investasi di Indonesia.
Banner ini bertuliskan kabar gembira bagi para membernya jika Redford apk aman dan legal bagi para membernya. Seakan-akan, keduanya setuju jika platform tersebut dapat digunakan oleh para member tanpa perlu merasa ragu.
Padahal faktanya, dua orang inilah yang jelas dari awal dengan keras mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dengan Redford karena semua indikasinya telah mengarah pada penipuan dengan skema Ponzi.
Jadi, Redford telah dengan sengaja menyebarkan hoax kepada para membernya untuk menjaga kepercayaan mereka dan mengurangi keraguan sehingga tetap merasa aman untuk berinvestasi di sana.
Gagalnya Rencana Grand Launching Besar-Besaran di Ritz Carlton
Cara lainnya yang dilakukan oleh Redford untuk meningkatkan kepercayaan membernya seakan-akan platform tersebut legal dan aman yaitu dengan mengadakan Grand Launching Besar-Besaran di ballroom hotel Ritz Carlton, Jakarta.
1. Member yang Mulai Skeptis
Awalnya, Grand Launching ini dijadwalkan pada 1 Oktober 2022 lalu dengan mengundang para member sekaligus para petinggi dari platform tersebut. Tujuannya untuk resmi mengenalkan dan meluncurkan platform sebagai wadah investasi bagi masyarakat secara luas.
Namun banyaknya rumor yang beredar mengenai legalitas usaha yang dimiliki tentu membuat para member menjadi lebih skeptis. Apalagi, OJK pada bulan sebelumnya telah merilis daftar entitas yang tidak memiliki izin usaha dengan nama Redford di dalamnya.
Oleh sebab itu, banyak member yang memastikan langsung ke pihak Ritz Carlton dan bertanya apakah acara tersbeut memang akan betul-betul diselenggarakan.
2. Banyak Member Mencoba Melakukan Konfirmasi ke Pihak Ritz Carlton
Beberapa member mulai mencoba menghubungi pihak Ritz Carlton untuk melakukan konfirmasi melalui beberapa kontaknya seperti Instagram, email hingga telepon. Semuanya serentak menyatakan jika acara tersebut benar terdaftar dan akan diselenggarakan pada tanggal yang sudah ditentukan.
Dan OJK telah secara resmi menyebutkan berbagai platformnya mulai dari WhatsApp hingga website bahwa Redford termasuk ke dalam entitas ilegal yang kegiatan usahanya telah dihentikan oleh Satgas Waspada Investasi (SWI).
Hal inilah yang kemudian memicu para member untuk kembali menghubungi Ritz Carlton dan kembali mengkonfirmasi acara tersebut. Akan tetapi, pihak hotel justru mengabarkan jika acara Grand Launching Ritz Carlton dibatalkan sejak pagi.
3. Pihak Redford yang Banyak Berkilah dan Tidak Jujur
Dibatalkannya acara Grand Launching ini tentu membuat para member menjadi khawatir terutama dengan dana yang diinvestasikannya. Namun pada hari yang sama, pihak Redford di beberapa kanal Telegramnya menyebutkan informasi yang berbeda-beda terkait pembatalan acara tersebut.
Pada salah satu grup Telegram milik Redford, pihak platform tersebut berkilah jika acara ini tidak mampu menampung jumlah estimasi peserta dan pimpinan yang akan datang sehingga lokasi dipindahkan ke venue hotel lain.
Sayangnya, pihak Redford saat itu terlambat menginformasikan venue acara akan pindah kemana dan tidak ada yang tahu kapan acaranya akan berlangsung Jadi, hal tersebut jadi terlihat hanya sekedar pengalihan isu untuk menenangkan member sementara.
Lucunya, pihak Redford di grup telegram lainnya malah menyampaikan hal yang sangat berlawanan dengan sebelumnya. Sebab, mereka menginformasikan jika acara tersebut akan tetap akan berlangsung pada tanggal tersebut sesuai dengan jadwal.
Bahkan pada pemberitahuannya, pihak Redford juga bertindak layaknya korban yang akan memberikan pelajaran pada siapapun yang memunculkan rumor mengenai platform mereka.
Hal ini tentunya digunakan untuk menutupi kesalahan mereka dan memanipulasi para member agar tidak merasa ragu. Padahal kini sudah jelas kita tahu bahwa Redford sudah jelas merupakan money game dan melakukan penipuan pada seluruh membernya.
Penahanan Withdraw dan Indikasi Token Palsu
Skandal lainnya yang paling menunjukkan jika Redford telah melakukan penipuan dalam bentuk Money Game ini adalah indikasi token palsu, penahanan dana dan konversi dana yang dilakukan secara sepihak oleh Redford dari akun penggunanya ke token internal miliknya yaitu REDT.
Bahkan beberapa keluhan di dalam grup Telegramnya menyebutkan jika token yang dipindahkan tersebut tidak bisa di withdraw sama sekali. Redford mengonfirmasikan jika penahanan dana tersebut akan dilakukan selama dua minggu lalu diperpanjang hingga 180 hari karena alasan harganya yang belum mencapai $50.
Sebagai gambaran, Redford mengklaim memiliki sebuah token kripto bernama REDT. Namun ternyata, REDT masih hanya sebatas token dan belum menjadi koin kripto.
Tidak sampai disitu saja, bahkan REDT tidak dapat dicari informasi datanya di berbagai situs harga kripto dan hanya bisa ditemukan pada website resmi Redford. Tentu hal inilah yang membuat publik menduga-duga jika Redford sedari awal sudah melakukan penipuan kepada para membernya.
Konversi Dana USDT ke REDT Tanpa Persetujuan Pengguna
Keluhan lainnya yang cukup fatal juga terjadi saat Redford melakukan konversi dana milik pengguna secara sepihak ke token internal miliknya yaitu REDT.
Sedangkan berdasarkan informasi yang didapatkan di salah satu grup Telegram Redford, para pengguna yang memiliki aset USDT di akun mereka maka akan diubah sementara menjadi akun aset REDT sesuai dengan harga real-time. Kemudian pihak Redford juga menjanjikan adanya aktivitas hadiah hingga 25 persen dan dapat dikonversi kembali menjadi aset USDT setelah perdagangan kembali dibuka oleh sistem.
Beberapa pengguna di Telegram bahkan menyebutkan jika hal yang dilakukan Redford ini sama halnya seperti menaruh sejumlah uang di bank lalu secara sepihak dana tersebut diletakkan ke deposito.
Jadi secara mendadak, dana investasi para member seluruhnya dikonversi tanpa persetujuannya ke token REDT namun tidak dapat diperdagangkan sama sekali karena fungsi penarikan dan perdagangannya yang sedang dibekukan.
Bahkan hingga akhir, para member tidak dapat melakukan aktivitas perdagangan karena sistem penarikan yang terkunci. Hal ini diperparah dengan Redford yang sekaligus juga melakukan pemaksaan kepada para membernya untuk terus melakukan top up REDT pada platform tersebut.
WikiBit, Platform Cek Skor Token dan Exchange untuk Keputusan Investasi Bijak
Skandal Money Game Redford ini bahkan juga sudah diprediksi oleh platform WikiBit bahkan sejak dimulainya kejanggalan yang dilakukan oleh platform ini, dengan melakukan penelusuran ulang lebih mendalam terhadap platform Redford. WikiBit merupakan platform yang dapat membantu para penggunanya untuk melakukan analisa koin,token,bursa dan proyek sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Biasanya, platform ini akan menyuguhkan skor setiap token yang ada di dalam bursa kripto. Apabila skornya mengalami penurunan, hal ini dapat menjadi indikasi adanya hal yang salah pada token,bursa dan proyek tersebut sehingga harus dihindari.
Begitu juga dengan Redford, Platform ini telah lama mendapatkan banyak aduan dari pada pengguna sehingga skornya mengalami penurunan dan patut untuk dihindari. Jadi, skor yang ada di Wikibit muncul karena keadaan dan keluhan pengguna bukannya karena ada kerjasama.
Demikianlah skandal yang sempat dilakukan oleh Redford kepada para penggunanya. Tampak dengan sangat jelas jika ada terlalu banyak kejanggalan yang biasanya dilakukan oleh Redford di tahun 2022.
Oleh sebab itu kedepannya, setiap orang yang hendak berinvestasi wajib melakukan cek legalitas di halaman website OJK dan mencari tahu latar belakang dari platform yang digunakan agar tidak broncos nantinya. Yuk jadi lebih cerdas saat berinvestasi!
Download dan gunakan terus aplikasi WikiBit, dapetin informasi dan berita akurat yang bukan iming-iming dari ruang crypto yang bergejolak.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
South Korea: Upbit Investigated for Over 500,000 KYC Violations
MacBook Users with Intel Chips Urged to Update for Enhanced Security
Solana-Based Trading Terminal DEXX Hacked, Over $21M in User Losses
South Korea to Enforce 20% Crypto Tax in 2025 with Increased Exemption Limit
0.00